Santri era Milineal


Hari santri nasional yang ditetapkan pada 22 oktober menjadi momentum yang sangat sakral, dimana posisi santri harus bisa menjadi generasi bangsa yang mencerahkan. Artian santri jangan menjadi akuisisi salah satu pihak akan tetapi bahwa santri milik kita bersama, dimana era jaman modern harus bisa bersifat universal bagi umat muslim. History terbentuknya negara Indonesia tidak terlepas dari perjuangan para santri, contoh bapak proklamasi bung Karno yang pada waktu muda suka nyantri dengan tjokroaminoto dan masih banyak sekali tokoh-tokoh kebangsaan lainnya. Santri Indonesia harus bisa mampu menjadi peran dalam kebangsaan maupun keagamaan. Tatanan dalam masyarakat, santri menjadi sebuah tokoh yang diteladani dan mampu menjadi golongan elit di era modernisasi. Pada Q.S Albaqarah ada makna yang menjadi tugas dan peran santri bagian peran ulil albab, karena santri adalah orang yang mampu melakukan refleksi-refleksi dan berpengetahuan mendalam.  Gambaran alquran tentang ulil albab ini benar-benar bersesuaian dengan pengertian modern tentang santri, karena santri ini yang akan mengganti para ulama-ulama dan para umara’, akan tetapi ulama dan umara ini harus diartikan secara terpisah karena umara’ dan ulama adalah tugas suci sebagai khlifah fil ard yang mempunyai peran berbeda.
                santri dalam menghadapi revolusi 4.0 harus bisa menjadi pelopor serta peran aktif yang mampu menyampaikan kebenaran tekonologi era modern dan  mampu menjadi penggerak bagi kesejateraan masyarakat.  Santri menjadi bagian sivil society harus bisa menegakkan peradaban dan ketika peradaban tidak mampu mendobrak hukum yang haqiqi maka akan masih terambang diatas awang-awang. Masyarakat madani memerlukan adanya pribadi-pribadi yang tulus mengikatkan jiwanya kepada wawasan keadilan.  Indonesia yang terdiri dari berapa ratus etnis dan suku serta beberapa macam agama akan tetapi mayoritas muslim masih tetap mengayomi dan mentetramkan semua golongan. Pikiran bahwa yang dikehendaki islam ialah suatu sistem yang menguntungkan semua orang termasuk mereka yang bukan muslim, adalah sejalan sejalan dengan watak inklusif islam, maka santri  mampu menopang semua tugas hikmah dari Allah SWT, sebagai islam yang rahmatan lil alamin.

IMMawan NormanHidayat

Komentar

Postingan Populer