Gerakan Dakwah era revolusi Industri 4.0


Agama mengajarkan dan memerintahkan yang namanya dakwah yaitu penyampaian pesan ajaran agama untuk diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari, soal ibadah sampai amaliyah. Sejarah dakwah sangat panjang semenjak dakwah yang dilakukan oleh Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad SAW dengan banyak dinamika serta persoalan-persoalan sehingga setiap fase mampu menghasilkan sebuah solusi dan teori dalam pemecahannnya.   Dakwah era Rosululah dengan membangun paradigma pendeketan munasabah surat an-Nahl ayat 125 yaitu bagaimana an nahl diartikan sebagai seekor lebah, bilamana lebah bermanfaat bagi alam terutama tingkah laku lebah dalam mencari makan yaitu yang baik dan selektif kemudian, yang dihasilkan juga madu mampu menjadi obat bagi umat manusia. Ketika mengambil pelajaran dari surah an-Nahl maka dakwah yang bersifat rahmatan li alamin yaitu rahmat bagi seluruh alam yang merefleksikan kemaslahatan, kemanfaatan, kesejahteraan, dan keberguanaan bagi seluruh umat manusia.
Gerakan dakwah pada era saat ini memang menjadi daya tarik tersendiri bagi seorang pendakwah, dimana banyak media dan alat sebagai penyalur penyampaian pesan-pesan agama islam, sehingga apa yang disampaikan mampu diterima dan disebarluaskan di masyarakat secara umum entah anak-anak hingga orang tua mampu mendapatkannya, karena media massa dan sosial menyediakan tempat yang seluas-luasnya. Era teknologi yang sudah berkembang secara cepat dan pesat ini menjadikan mudahnya manusia menerima segala informasi dari setiap waktu terus update, kejelian dan selektif dalam menerima segala informasi terutama dalam pesan-pesan dakwah harus bisa diimplementasikan.
Kalau melihat fenomena saat ini kedekatan antara da’i dan mad’u tidak terlibat dalam tatapan secara emosional dan juga sasaran dakwah yang apa disampaikan oleh da’i tidak secara penuh mencapai target kepada mad’u pada tataran materi.  Melihat fenomena yang terjadi saat ini bisa menjadi persoalan-persoalan yang berdampak pada perilaku dan karakter pada mad’u, karena setiap manusia beda tingkat pemahamannya.  Dalam penyampaian dakwah harus memperhatikan kaidah-kaidah dakwah agar kegiatan dakwah menjadi tepat sasaran, dirasakan, berimbang, dan berkualitas, maka dalam implementasinya para da’i perlu memperhatikan beberapa kaidah dakwah yang pertama, khatib al-nas ala qadri uqulihim berbicara kepada manusia sesuai dengan ukuran akalnya. Kadar akan ilmu dan pengetahuan pada masyarakat berbeda satu sama lain, hal inilah yang menjadi dasar bagi setiap da’i menyampaikan dakwahnya. Kedua, bi-lisani qawmi bahasa merupakan alat dan sarana penting dalam penyampaian pesan, perbedaan bahasa ini juga harus bisa dipahami karena perbedaan latar belakang budaya menjadikan kadang pemahaman bahasa bisa menjadi daya tangkap yang berbeda.  
Apa yang menjadi pembahasan merupakan tantangan dakwah dalam ranah empiris, yakni bagaimana masalah-masalah dakwah dan tantangannya dimunculkan untuk mencari jalan keluarnya atau solusi sebagai proses dalam manajeman dakwah, hal yang paling penting dan menjadi perhatian yaitu soal esensi dakwah katika apa tujuan dan cita-cita dari seorang da’I menyampaiakan pesannya. Mengacu pada pandangan sarjana muslim jalaluddin rakhmat, beberapa esensi spirit dakwah dapat direduksi dan dirunut yaitu pertama, Tajdid (pembaharuan) Pembaharuan yang terjadi dalam sejarah islam nampak beragam dan juga dipelopori oleh banyak tokoh dengan alatar belakang yang berbeda. Namun demikian, pembaharuan yang paling fundamental, fenomenal, dan bersifat komprehensif dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu pemimpin agama sekaligus neagarawan, pembaharuan sebagai spirit dalam dakwah jelas sangat relevan pada saat ini. Kedua,  islah (perbaikan) konsep islah merupakan mekanisme proses dakwah yang melandasi pelaksaan dakwah Islam, perbaikan dimaksudkan ke dalam (internalisasi) dan ke luar (eksternalisasi). Ketiga, Tathwir (pemurnian)  memurnikan ajaran-ajaran Islam menjadi tugas dan spirit penting dalam dakwah. Keempat, tadawul (pergantian) merupakan proses kegiatan dakwah, implementasi, pergantian dari nilai-niali tidak islami ke islami, dari otoriter ke kolektif, sehingga proses perbuhan bersifat fundamental tidak semu yang hanya nampak dipermukaan. Kelima, Nasr  (kemenangan)  ujung dakwah atau tujuan dari dakwah berpijak pada surah an-Nash yaitu kemenangan.

Komentar

  1. Merkur Futur Futur Futur Safety Razor - Barber Pole - Deccasino
    Merkur Futur is a German-made Futur Safety 메리트 카지노 주소 Razor. It is the deccasino classic and 바카라 unique double edge safety razor, developed in 1986. The razor is open and

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer